10 Desember 2013

#Partikel : alam, spiritual, passion & ilmu biologi dalam suatu partikel


Sudah hampir kurang lebih 5 bulan dari hari pertama saia beli novel #partikel, baru malam ini bisa tertuntaskan. Finally :) . Bisa dibilang, novel ini adalah novel pertama yg saia beli sejak kaki ini berpijak di daratan penuh sesak bernama Jakarta. Nothing special about it, just want to tell yaa :p


Zarah, nama tokoh utamanya kali ini. Disetiap novel Dewi Lestari yg saia baca, pemilihan nama tokohnya selalu membuat saia selalu terbersit “eh, seru juga kalau anak saia kelak diberi nama ini”. Selalu begitu. Dan sepertinya Dee memang benar2 selektif untuk menyantumkan nama di setiap tokoh2 rekaannya. Good job Dee.

Menjadi seorang yang berbeda mungkin sudah takdir seorang Zarah akibat eracuni oleh pemikiran dan filosofi ayahnya, itu perkiraan awal saia mengapa Zarah menjadi begitu berbeda diantara manusia di sekitarnya. Dan juga ayahnya tentu saja. Namanya juga berbeda, pasti (minimal) menjadi cemooh-an masyarakat, sama seperti orang pesakitan akibat kelainan seksual. Terlepas dari buruk atau baiknya suatu perbedaan itu.

Menghilangnya sosok seorang ayah secara tiba-tiba (seorang yg selama ini menjadi tumpuan dan tuntunan segala keyakinannya, satu2nya teman berwujud manusia yg sama berbedanya dengan dia) tanpa kata pamit tanpa jejak kaki menjadi trigger cerita ini. Kehilangan yang menuntun Zarah menjejakkan kaki mengikuti intuisinya untuk (minimal) mengendus keberadaan sang Ayah.

Berawal dari Bukit Jambul. Tempat Zarah belajar tentang spiritual yang disuguhkan alam yg hanya bisa dirasakan oleh manusia tertentu dan terpilih. Disinilah sang Ayah memperkenalkan Zarah untuk bersentuhan dengan kekuatan alam. Kekuatan yg diberikan oleh kingdom botani. Dan pelajaran biologi pun ikut andil dg tersebutnya nama dlm struktur binomial nomenclatur yg dulu saia hafalkan mati-matian saat SMP. Parahnya, saia hanya ingat Oriza Sativa x_x

Dari Bukit Jambal, passion memotretnya membawa Zarah ke Tanjung Puting, pusat reservasi Orang Utan. Disinilah kekuatan alam yg dulu didapat dari Bukit Jambal menjadi penyokong kelanjutan hidup Zarah. Passion memotret Zarah tertempa disini. Persahabatannya dengan alam sekarang tak hanya dg jenis flora, tp hewan pun bisa tertaklukkan. Ini menjadi kekuatan maha penting yg dapat menyokong passionnya. Passion yang kemudian membawa Zarah ke belahan dunia lain, London.

Terlepas dari jalan cerita novel ini, London adalah salah satu daratan impian saia untuk menjejakkan kaki disana. Setidaknya bisa berbahasa Inggris dengan aksen british yg seksi sambil menikmati kopi hitam kental dalam cangkir bunga2 disuatu sore musim gugur.

London, kota tempat Zarah mengenal dunia manusia. Seperti tarzan masuk kota, begitulah kehidupan Zarah disana. Gemerlapnya kota ini sempat membuat Zarah melompat ke kehidupan “manusia” yg sebenarnya. Ada persahabatan, percintaan, penghianatan, lingkungan sosialita, workaholic, semuanya yg tak tersentuh saat dia berada di Bukit Jambal maupun Tanjung Puting. Di London, kehidupan seorang Zarah mencapai titik puncak kejayaan gegap gempita dan sekaligus terhempas ke titik paling lebur hingga mencapai inti bumi.

Glastonbury, menjadi daerah terakhir persinggahan terakhir pencarian sosok ayahnya yang hilang. Ada takdir yang mempertemukan kembali Zarah dan spirit alam yang sempat terlupakan oleh hiruk pikuk hidupnya saat di London. Melalui spirit alam juga lah Zarah belajar memaafkan. Hasrat yang menggebu atas tanya “dimana sang Ayah berada” yang selama ini menjadi hantu disetiap langkah Zarah seketika terjawab....
___________________________________________________________
“Saya ingin bisa berhenti,” tuturku. “Entah itu jawaban, atau kesimpulan, tapi saya menanti sesuatu yang bisa membuat saya berhenti berlari. Berhenti mencari.”
“Dan jika jawabannya ternyata tidak ada? Kamu masih mau mencoba?” Tajam, Hawkeye bertanya.
“Bagi saya, ‘tidak ada’ pun adalah jawaban,” tegasku.
___________________________________________________________


Bogor menjadi tempat kembali seorang Zarah. Kembali ke pelukan keluarga dimana kekuatan cintanya melebihi kekuatan apapun di muka bumi. Hanya saja kekuatan cinta itu bisa ditemukan dan dirasakan melalui bermacam-macam proses. Dan proses setiap manusia berbeda-beda. END.

*setelah seharian hanya makan indomie goreng plus telur, perut indonesia saia berontak minta diisi nasi. Di jam segin :'(

Tidak ada komentar: