09 Januari 2011

episode1 : Anindtya

Prolog

Cerita di suatu minggu yang dingin berteman Vennoo si boneka mungil.

Ape lo..
Ape lo..
Ape lo..
Ape lo..

Lo klo mencak-mencak mencak kayak kocak
Lo klo mencak-mencak mencak kayak cicak
Maca githu aja kamu kok bolo kokok
Kamu yang gitu aku jadi bolo kokok

Napa mestinya mata melotot nge nge nge eh biasa aja dong
Ga usah pake otot
Napa mestinya lotot lotot wee wee wee eh biasa aja tahu
Ga usah pake otot

Maramaramara itu ga perlu udahan marahnya
Cepetan dong cepetan dong…
Maramaramara itu ga perlu udahan marahnya
Cepetan dong cepetan dong…

Mungkin hanya saia saja yang memilih untuk menulis dengan diiringi nyanyian kocak Project Pop. Tapi kopi? pasti sebagian besar setuju dengan saia bahwa kopi memang teman paling pass saat menulis :)


Aninditya

Minggu pagi adalah hari yang keramat bagi seorang aninditya. Baginya, hari Minggu adalah hari yang tepat untuk membayar hutang "tidur" 6 hari kemarin, jadi, tidur sampai tebalnya kasur menjadi seukuran pelat 10mm adalah halal baginya.

------------be right back, ada email sialan masuk, it's urgent------------

Diluar, angin bertiup sangat kencang, penanda musim akan berganti.
Begitulah Desember, bulan yang selalu ditunggu seorang Tya, dimana angin, hujan, mendung, panas dan terkadang kombinasi ke empat-empatnya bisa dirasakan dalam satu hari di Batam.

Tetapi tidak untuk hari Minggu ini dan berikutnya -mungkin-. Lembar post-it yang tertempel manis di cermin riasnya tertulis : "Minggu : Jogging exact on 06.00 Batam time!!! Burn fat to get Big Teddy Bear next month!!! yeah, 58 kgs, target must be reached!!!!!!!!!!!!!".

Cerita beberapa hari lalu saat dinner -monthly celebration after 5th of each month- di warteg ujung gang Perumahan Pluto

Nino : yess, hari ini Mas ga' ngerokok loh di kantor

Tya : wwuuiihh hebbaatt!!! selamat...selamat!!!

(sambil tepuk tangan hingga terlihat grade umurnya turun beberapa digit).
Tya paham betul betapa susah bagi seorang lelaki menawan dihadapannya untuk lepas dari jeratan si "batang putih", dan keberhasilan itupun disambut Tya dengan penuh ekspresi.

Tya : well, dinner tonight is on me!!!

Nino : yyeee, dari tadi juga yang harusnya yg bayar jg kowe Mambunyee!!!! Kan yang dapet gajinya lebih tinggi harus 'nraktir. Piye to?!

Tya : iya Nyoossss...bawel!!!

Perayaan bulanan itu selalu dilakukan dua mahluk ini sebagai ucapan terimakasih kepada Tuhan YME atas bertambahnya pundi - pundi rupiah di ATM mereka bulan ini. Aturannya adalah nominal gaji yang lebih tinggi berkewajiban penuh mentraktir nominal gaji yang lebih rendah. No excuse!!!

Tiba - tiba terbersit ide brilian dipikiran Tya.

Tya : eh Ajusye, gemana kalo kita bikin reward-reward-an?

Nino : reward - reward -an gemana maksutnya?

Tya menelan pelan kunyahannya.

Tya : jadi kalau seandainya Dede' berhasil turun berat badan sampe 58 kilo bulan depan, Mas harus ngasih reward ke Dede'. Begitu juga Mas Nino, kalo selama sebulan penuh di bulan ini bisa ga' ngerokok di kantor, yahh....minimal 20 hari-an, Dede' bakalan ngasih reward juga. Rewardnya terserah dalam bentuk apa aja. Kalo dede' sih sudah kebayang mau ngasih apaan, tapi rahasia lohh, pokoknya barang yang usang tak terurus itu bakal tegantikan bulan depan.

Bagi mereka berdua, acara reward-reward-an ini adalah tantangan yang agak sulit. 
Nino adalah pecinta rokok, meski tak sampai ke tingkat kecanduan, rokok kretek adalah teman sejatinya sejak kuliah untuk melancarkan mampetnya pikiran.Sedangkan Tya, berat badan adalah musuh bebuyutan baginya bertahun-tahun. Sejak pertama kali menjejakkan kakinya dikampus sampai hari ini pun Tya masih saja bergelut dengan berat badannya. Faktor keturunan dan besarnya rangka tulang adalah justifikasi untuk menentramkan kegelisahannya atas berat badan. Sejauh ini, Tya tetap gigih dengan usahanya.

Nino : ha ha, barang apaan ya emangnya yang usang?! Perasaan semua barang kondisinya baik sehat wal afiat deh...

Tya : Eiittssss,,udah dibilang rahasia juga!!! Udaahh, ga' usah dipikir!!! gemana? jadi deal ga' niy?

Bagi Nino, perempuan manis didepannya selalu menghidupkan hari - harinya dengan pikiran2 yang asik dan terkadang tak terlintas di pikiran.

Nino : Okelah!!! semangat sekali kalo masalah gini - ginin -an!!! (sambil mencubit hidung pesek Tya gemas)

Tya : aaauuwwww...sakiiiitttt Nyossss!!! Mesti wesss!!!

(Tya heran cubitan gemas dihidungnya seperti dopping bagi Nino disetiap pertemuan mereka. Biar agak mancung dikit, mosok hidung tumbuhnya besar kesamping bukannya keatas, hidung besarmu tuh yang bikin jelek. Begitulah kira-kira alibi Nino saat Tyas protes atas tindakannya.)

Minggu Pagi hampir jam 6 di kamar Tya

Layar laptop merek sejuta umat Tya terlihat sedang shutting down. Tya bau saja mematikan laptopnya setelah mengupdate status Facebook yang menggembar - gemborkan misi joggingnya pagi ini. Dibalut training panjang warna putih, kaos panjang warna oranye pudar plus jilbab kaos merah muda, Tya melakukan pemanasan didepan rumahnya.

Setelah dirasa cukup, Tya melanjutkan misi pagi itu dengan jogging keliling kompleks Perumahan Pluto.

Ternyata tak hanya Tya seorang yang menikmati Minggu pagi ini dengan berolahraga, ada Pak De Endut Penjual Bakso yang asyik berjalan-jalan, 2 anak kecil seumuran adik Tya yang masih SMP sedang balapan sepeda dan sepasang keluarga kecil juga tampak asyik berlari-lari kecil.

Di satu spot menghadap taman dan jauh dari gangguan lalu lalang orang, Tya melakukan gerakan - gerakan yang dihapalnya dari majalah olahraga berjudul "bikini body countdown" dengan penuh konsentrasi.

Tiba - tiba....

"Permisi Bu'!!!!"

Keasyikan Tya yang saat itu sedang melakukan gerakan single boxing terusik saat seorang ibu membonceng anaknya diatas sepeda motor menyapa.

Tya menoleh kearah sumber suara

What the f***, ibuk ibuk...emang dirinya terlihat sebegitu miripnya sama ibuk ibuk. Sang Ibu bertampang innocent telah melakukan kesalahan fatallll. Batin Tya selalu protess berat saat orang asing, siapapun itu, memanggilnya dengan kata ganti IBUK. Emangnya kalo lajang harus berbody setipis papan apa?! #^^&&*&^%$#.

hhhhh, kadang dunia terasa tak adil memang.

"iya...ada apa ya Bu'?"

Akhirnya Tya menjawab si Ibu yang sepertinya kesasar itu. Dengan tampang yang diusahakan ramah.

"Mau nanya, kalo blok A itu yang mana ya?" tuhh kan bennerr, si Ibu kesasar.

"waduh,,,dimana ya Bu', saya juga kurang tau, mungkin gang yang didepan itu"

ha ha, dodooll, udah setaun lebih tinggal dikompleks ini tapi ga' tau blok A yang mana. Tya mah taunya cuma blok C doank, itupun karena rumahnya teronggok diblok itu.

"Makasih ya Bu'"

si Ibu kesasar yang merasa percuma bertanya langsung berlalu dan melanjutkan pencarian blok A.

Kamprett!!! ga' liat apa wajah manis begini masih lajang bukannya ibuk ibuk, it means that I'M NOT MARRIED YET!!!.

Kembali batin Tya protes atas ketidakadilan hidup.

Keajadian sesaat itu, sempat hampir merusak mood Tya pagi ini. Tapi bukan Tya namanya jika terlalu memikirkan kejadian ga' penting tadi. Dengan lebih bersemangat, Tya kembali meninju-ninju udara sambil membayangkan yang ditinjunya adalah si Ibu kesasar tadi.

Burn fat program is still in progress.

Insiden Pagi itu pun menyadarkan Tya bahwa wajah manis harus juga diimbangi dengan langsingnya badan adalah hukum alam agar terlihat lajang dan tak lagi dipanggil ibuk-ibuk. It's so insane.

Footnote

Masih ditemani si Vennoo, episode perdana Anindtya selesai. Dan akan berlanjut bulan depan. Dengan hidmat saia teguk kopi sampai tandasss dan beranjak mandi.

Tidak ada komentar: